kartul bab 2

BAB II

PEMBAHASAN
2.1       Landasan teori

      Seiring perkembangan zaman beberapa pergeseran pola kehidupan semakin berubah pada kalangan muda khususnya remaja. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak menuju masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa yang berjalan antara 11 tahun sampai dengan 21 tahun menurut Wikipedia.
 Remaja sekarang atau anak milenial memiliki berbagai cara agar eksis dan terlihat keren di hadapan teman-temannya. Salah satunya adalah dengan menggunakan barang branded. dengan mengenakannya mahasiswa akan lebih mudah bergaul, berani menyampaikan pendapat, tampil lebih percaya diri.
 Berdasarkan definisi dan fungsi diatas dapat disimpulkan remaja mengenakan barang branded agar terlihat keren dan mewah. Ada juga hal-hal yang membuat barang branded lebih bagus dari barang lainnya menurut finansial.bisnis adalah:
·         Memiliki kualitas yang lebih baik dari dibandingkan barang lainnya.
·         desain yang unik.
·         Harga yang lebih mahal.
dapat disimpulkan bahwa mengenakan barang branded adalah satu cara agar meningkatkan tingkat sosial.

2.2       Analisis/ Interprestasi Opini

Apabila dilihat dari sudut ekonomi produsen barang branded sangat berkepentingan agar produk mereka dibeli. Hal ini sangat berhubungan dengan keputusan pembelian suatu produk oleh para anak milenial. Produsen menggunakan bagai cara agar produk mereka bisa dibeli (Solomon, 2004) salah satunya dengan iklan. Pengarahan perhatian anak milenial pada sebuah iklan merupakan dasar yang penting.

      Selain iklan ada juga sifat konsumerisme. Konsumerisme merupakan paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok yang menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikanm manusia menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit manusia dalam kehidupannya menurut Wikipedia. Anak milenial memiliki sifat konsumerisme bila sudah tertarik terhadap suatu merek dari barang branded. contoh Fenomena Konsumerisme menurut dosen sosiologi:

Pembeli ingin tampak berbeda dari yang lain

Hakekatnya sifat konsumtif ini ada lantaran masyarakat pada umumnya berkeinginan memiliki barang yang tidak dimuli oleh orang lain atau contoh kelompok sosial lain. Alhasil, sikap pembeli akan mencari barang-barang mewah terbaru yang kerapkali dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah limited edition yang dikenal sebagai barang berkwalitas baik serta mahal.

Kebanggaan penampilan

Kebanggaan yang muncul pada diri seserang sangatlah lekat dengan kepuasaan yang dimiliki oleh dirinya. Perasaan akan kondisi seperti inilah menyebabkan seseorang memilih limited edition sebagai fenomena sosial yang sangat mudah ditemukan.

Sekedar ikut-ikutan (pengikut)

Sifat yang dimiliki oleh seseorang dalam kepuasaan dirinya sendiri bisa terjadi lantaran ada perasaan untuk ikutserta pada gaya penampilan orang lain. Kondisi inilah kemudian menjadikan teman, saudara, ataupubahkan kakak dan beradik dalam satu keluarga turut serta dalam gaya ikut-ikutan akibat proses mengajak satu sama lainnya.

Menarik perhatian orang lain

Kecenderungan yang pasti dimiliki oleh seseorang dalam prilaku konsumtif ialah ingin terlihat menarik dihadapan orang lain. Menarik disini bukan lebih condong pada gaya hidup bukan pada prilakunya. Misalnya saja untuk potongan rambut, baju, celana, dan lain sebagainya. Sehingga ada sebuah perumpamaan bahwa kebutuhan primer jauh lebih kecil daripada skunder.
Setelah membuat angket tentang pembelian barang branded saya menanyakannya kepada anak SMP Labschool Rawamangun. Sebagian besar dari mereka mengatakan bahwa ada sisi negatif dari barang branded. Antara lain sebagai berikut:
1.      Mengahabiskan sumber daya alam yang lebih banyak dibandingkan produk yang bukan branded atau barang biasa.
2.      Boros. Boros atau bisa disebuat abur adalah berlebih-lebihan dalam pemakaian uang dan barang.
3.      Dituduh pamer atau sombong. Dibilang sombong atau pamer oleh orang lain walaupun kita tidak berniat untuk melakukannya.
4.      Barang branded lebih dimintai daripada barang lokal di negara Sehingga, barang branded dapat menurunkan pendapatan penjual barang lokal.

Selain sisi negatif ada juga sisi positif dari barang branded menurut anak SMP Labschool RawamangunAntara lain sebagai berikut:
a.       Lebih bagus dari barang biasa.
b.      Lebih percaya diri bila keluar mengenakan barang branded.
c.       Keren. Menurut KBBI keren adalah tampak gagah dan tangkas.
d.      Awet. Menurut KBBI awet adalah lama bertahan dan tidak mudah rusak (tua dan sebagaiannya).
e.       Dapat mengikuti perkembangan zaman.




2.3       Grafik

      Hasil angket tertampil dalam grafik.
Gambar 2.3.1
Grafik diatas menunjukan berapa anak yang memiliki dan tidak memiliki barang branded. kebanyakan dari mereka memiliki barang berupa sepatu buat lelaki dan perhiasan buat perempuan.

Gambar 2.3.2
Grafik diatas menunjukan, apakah barang branded layak untuk dibeli. Mayoritas dari mereka memilih “mungkin” karena ada saja barang branded yang tidak layak untuk dibeli, sisanya memilih “iya” dan tidak ada yang memilih “tidak”.







1.2              

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kartul bab 3